Nikotin Baru Sarri
- Idioteqie
- Aug 20, 2018
- 2 min read

Rokok seringkali dianggap “tidak etis” bagi seorang olahragawan, bagaimana tidak dua hal ini ibarat dua sisi mata uang yang berbeda. Alasan kesehatan menjadikan dua hal ini tidak bisa menyatu menjadi sebuah partikel yang utuh.
Tapi hal ini tidak menjadi sebuah alasan bagi para jenderal pinggir lapangan. Zdenek Zeman, Marcello Lippi, Carlo Ancelotti, Arsene Wenger, Slaven Bilic, Sam Allardyce dan yang paling anyar di sepakbola Inggris Maurizio Sarri merupakan deretan nama “chainsmokers” di pinggir lapangan bola.
Maurizio Sarri menjadi orang yang diperbincangkan ketika disebut akan menggantikan Antonio Conte, bukan dari sisi sepakbola karena Sarri bersama Napoli merupakan tim yang menghibur ditengah “kebiasaan” Italia yang memainkan permainan bertahan, akan tetapi warganet Inggris memperbincangkan chainsmoker Sarri. Inggris negara tempat Sarri selanjutnya berkerja adalah penganut sistem “SmokeFree England” sejak 2007 untuk mengurangi perokok pasif
Sarri bukanlah orang yang merokok hanya jika ia selesai makan hasratnya kepada rokok sangatlah bergairah. Disebut-sebut Sarri bisa menghabiskan enam kotak dalam sehari, bahkan Daily Mail menuliskan bahwa hasrat sepakbola menyerangnya hanya menempati posisi setelah rokok.
Pada debutnya bersama Chelsea, Sarri melakukan hal yang eksentrik bagi masyarakat umum yakni mengunyah rokok. Level yang ditunjukkan Sarri menunjukan bahwa ia memang seorang perokok berat yang memiliki tingkat kemasaman yang tinggi, mengunyah jelas bukan level bagi seorang perokok yang hanya merokok jika sehabis makan atau melihat orang merokok.
Pada laga Derby London kemarin, Sarri benar-benar “gregetan” ketika sudah unggul 2-0 berbalik menjadi 2-2. Gregetan Sarri terlihat dengan menggenggam sekotak rokok dan korek, bahasa tubuhnya seakan berbicara “yaelah, pusing banget gue".
Seorang perokok tentu bisa memahami gregetan Sarri, bagi perokok menahan asam bukan suatu hal yang nyaman dan rokok merupakan media untuk berpikir jika sedang buntu. Jika Guevara merokok untuk startegi revolusi maka Sarri juga butuh asupan nikotin untuk berpikir cara memenangkan serta memuaskan hasrat Roman Abramovich meraih gelar.
Untungnya Marcos Alonso berhasil memberikan asupan “nikotin” bagi Sarri berupa kemenangan, pada akhir pertandingan Sarri mengatakan 15 menit terakhir ia lebih baik merokok ketimbang menjalani pertandingan tersebut.
Untuk kedepannya Sarri harus menerima “nikotin’ jenis baru yang bernama Premier League tanpa sedikit pun mengurangi hormat kepada liga lain. Ini hanya 2 dari 17 tim yang akan entah akan membuat Sarri nikmat atau pusing dengan “nikotin” barunya. Jika orang menganggap nikotin hanya sugesti mungkin sugesti ini yang dibutuhkan oleh Sarri.
Selamat menikmati setiap isapannya Sarri!
Comments